Berdasarkan penelitian PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center)
tahun 2008 potensi dana zakat di Indonesia sangat besar untuk dikelola.
Tingkat kesadaran muzaki terhadap kewajiban membayar zakat pun
meningkat, dari 49,8% tahun 2004, menjadi 55% pada tahun 2007. Dari
angka kesadaran tahun 2007 itu, 95,5% muzaki membayarkannya. Jika
terdapat 29,065 juta keluarga sejahtera membayarkan zakat per tahun
Rp.684.550 setiap orang, maka diperoleh dana zakat Rp.9,09 triliun pada
tahun 2007.
Tingkat kesadaran umat muslim membayar
zakat salah satunya dipengaruhi oleh motivasi mereka untuk mendapat
keberkahan dari Allah SWT. Faktor inilah yang diangkat menjadi karya
disertasi Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc, M.Si. dengan judul penelitian “
Preferensi Perasaan Berkah Dalam Kecenderungan Pilihan Berzakat Ke
Lembaga Zakat Di Jalur Joglosemar”. Karya ini dipresentasikan pada
sidang promosi doktor Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Kamis
(14/4) kemarin.
Ahmad Mifdlol Muthohar menerangkan,
keberkahan dalam berzakat bagi seorang muslim adalah memperoleh
kebajikan yang melimpah. Baik itu berupa fisik seperti pertambahan
harta, ketercukupan kebutuhan dan non fisik misalnya merasakan
ketenangan, ketentraman dan yang lebih penting perasaan bahwa Allah
meridhai dan menerima amalnya. Selain itu, kebaikan yang bersifat umum
(fisik maupun nonfisik) seperti menikmati harta dan memperoleh kemudahan
dari Allah. Itu semua buah dari keimanan dan ketakwaan seorang muslim
kepada Allah s.w.t.
“Selain itu, diketahui pula bahwa 98%
muzaki menyatakan, mereka merasakan adanya keberkahan dalam berzakat dan
keberkahan yang paling tinggi menurut mereka adalah kemudahan yang
selama ini diberikan Allah s.w.t. kepada mereka” tutur dosen IAIN
Salatiga Ahmad Mifdlol Muthohar.
Pada penelitian ini promovendus meneliti
lembaga zakat yang ada di jalur Joglosemar (Yogyakarta, Solo dan
Semarang) serta tiga belas Kabupaten/Kota yang ada disekitar Joglosemar.
Hal ini didasarkan karena daerah tersebut merupakan jalur bisnis
terbesar di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Dan juga kondisi
masyarakat muslim yang heterogen, mulai dari perkotaan dan pedesaan,
modern dan tradisional, moderat dan militan, serta masyarakat petani,
pedagang, pegawai dan karakter lainnya.
Keberhasilan alumni Al-Azhar Kairo dalam
mempertahankan disertasinya, akhirnya Ahmad Mifdlol Muthohar mendapat
apresiasi dari dewan penguji dengan predikat memuaskan. Selain itu,
berhak mendapat gelar doktor bidang ekonomi islam program Pascasarsana.
Ahmad Mifdlol Muthohar merupakan doktor yang ke-498 UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.http://uin-suka.ac.id/id/berita/detail/1188/konsep-berkah-dalam-berzakat-jadi-kajian-disertasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar