Selasa, 19 April 2016

 
Berdasarkan penelitian PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center) tahun 2008 potensi dana zakat di Indonesia sangat besar untuk dikelola. Tingkat kesadaran muzaki terhadap kewajiban membayar zakat pun meningkat, dari 49,8% tahun 2004, menjadi 55% pada tahun 2007. Dari angka kesadaran tahun 2007 itu, 95,5% muzaki membayarkannya. Jika terdapat 29,065 juta keluarga sejahtera membayarkan zakat per tahun Rp.684.550 setiap orang, maka diperoleh dana zakat Rp.9,09 triliun pada tahun 2007.
Tingkat kesadaran umat muslim membayar zakat salah satunya dipengaruhi oleh motivasi mereka untuk mendapat keberkahan dari Allah SWT. Faktor inilah yang diangkat menjadi karya disertasi Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc, M.Si. dengan judul penelitian “ Preferensi Perasaan Berkah Dalam Kecenderungan Pilihan Berzakat Ke Lembaga Zakat Di Jalur Joglosemar”. Karya ini dipresentasikan pada sidang promosi doktor Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Kamis (14/4) kemarin.
Ahmad Mifdlol Muthohar menerangkan, keberkahan dalam berzakat bagi seorang muslim adalah memperoleh kebajikan yang melimpah. Baik itu berupa fisik seperti pertambahan harta, ketercukupan kebutuhan dan non fisik misalnya merasakan ketenangan, ketentraman dan yang lebih penting perasaan bahwa Allah meridhai dan menerima amalnya. Selain itu, kebaikan yang bersifat umum (fisik maupun nonfisik) seperti menikmati harta dan memperoleh kemudahan dari Allah. Itu semua buah dari keimanan dan ketakwaan seorang muslim kepada Allah s.w.t.
“Selain itu, diketahui pula bahwa 98% muzaki menyatakan, mereka merasakan adanya keberkahan dalam berzakat dan keberkahan yang paling tinggi menurut mereka adalah kemudahan yang selama ini diberikan Allah s.w.t. kepada mereka” tutur dosen IAIN Salatiga Ahmad Mifdlol Muthohar.
Pada penelitian ini promovendus meneliti lembaga zakat yang ada di jalur Joglosemar (Yogyakarta, Solo dan Semarang) serta tiga belas Kabupaten/Kota yang ada disekitar Joglosemar. Hal ini didasarkan karena daerah tersebut merupakan jalur bisnis terbesar di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Dan juga kondisi masyarakat muslim yang heterogen, mulai dari perkotaan dan pedesaan, modern dan tradisional, moderat dan militan, serta masyarakat petani, pedagang, pegawai dan karakter lainnya.
Keberhasilan alumni Al-Azhar Kairo dalam mempertahankan disertasinya, akhirnya Ahmad Mifdlol Muthohar mendapat apresiasi dari dewan penguji dengan predikat memuaskan. Selain itu, berhak mendapat gelar doktor bidang ekonomi islam program Pascasarsana. Ahmad Mifdlol Muthohar merupakan doktor yang ke-498 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.http://uin-suka.ac.id/id/berita/detail/1188/konsep-berkah-dalam-berzakat-jadi-kajian-disertasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar